Jumat, 24 Maret 2017

Kisahku Pelajaranku

Aku. iyaa aku adalah gadis berumur 16 tahun yang sangat manja dan mungkin masih bisa dibilang `bocah`. aku tumbuh sebagaimana gadis lainnya aku mempunyai ayah, aku mempunyai ibu, dan aku mempunyai seorang adik perempuan. aku tumbuh di keluarga yang harmonis dan hangat. kisah ini dimulai saat aku bersekolah di sekolah menengah pertama, dimana aku yang mulai tau apa itu `pacaran`. 

Hari itu adalah hari pertama ku masuk di kelas 9. aku bertemu kawan baru, kelas baru, guru baru, dan suasana yang baru. aku bercengkrama dengan kawan sebangku ku,namanya mira. sifatnya sangat sama seperti ku. petakilaan! haha. dan mulai saat itu kami pun mulai bersahabat. hari hari kami lalui bersama kadang tertawa, menangis karna drakor, dan kadang marah marah gak jelas karna hormon PMS haha.

Tak terasa sudah 3 bulan aku duduk dikelas 9. try out pun mulai menghampiri, dan tugas tugas pun makin banyak. huuh memang beginilah ratapan nasib anak kelas 3 haha.

 matahari muncul untuk membangunkan orang orang untuk melakukan aktivitasnya masing masing. aku yang pada saat itu mash meringkuk memeluk guling kesayangan ku dibawah selimut yang penuh kehangatan dan kenyamanan haha aku lebay oke. dan terdengar laa suara teriakan mama yang menggelegar, "indaaaahhhh banguunnnn, kamuu gakk mau sekolaaahhh? bangunnn indahhhhh!! yaampun ni anak susah banget bangunnya " kalian bisa bayangin gimana wajah si mama kan?sereemm banget deehh
BERSAMBUNG...  

Minggu, 12 Maret 2017

Kenang kejayaan maritim, Menko Rizal resmikan kapal majapahit

Senin, 2 Mei 2016 13:56 Reporter : Sri Wiyanti
Menko Rizal Ramli. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli meresmikan Ekspedisi Spirit of Majapahit dengan tema 'Napak Tilas Pelayaran Majapahit'. Ekspedisi ini dilakukan sebagai langkah untuk mengenang masa-masa kejayaan pelaut Nusantara pada abad ke-13 yang berhasil menjangkau wilayah Jepang.
Rizal mengatakan, masa kejayaan Majapahit merupakan masa-masa kejayaan kemaritiman Indonesia. Untuk itu, nilai-nilai sejarah pada abad ke-13 itu perlu dilestarikan.
"Ini merupakan petualangan yang luar biasa karena kita akan mencoba melakukan apa yang dilakukan pada abad ke-13. Pada waktu itu pelaut Indonesia dengan kapal sederhana sudah melaut ke Jepang," ujar Rizal di Kantor Menko Kemaritiman, Kompleks Gedung BPPT, Jakarta, Senin (2/5).
Rencana ini sebelumnya telah dibahas dalam seminar dua hari pada 2010, yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata yang melibatkan para ahli sejarah dan perkapalan seperti Jerman, Belanda, Perancis, Jepang serta dari Indonesia seperti Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Indonesia.
Hasil seminar itu disepakati desain kapal yang sesuai dengan tipe kapal Majapahit, yaitu kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Di lambung kapal terdapat lubang untuk dayung dengan tipe yang sama pada saat kapal Majapahit masuk ke Kali Brantas menuju ke Trowulan.
"Ini terbuat dari kayu, sangat kecil dan ada tempat tidurnya," imbuh Rizal.
Kapal ekspedisi tersebut akan berlayar dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Taiwan-Jepang. Ekspedisi diperkirakan memakan waktu selama dua bulan, yaitu berangkat dari Jakarta pada Mei dan tiba di Jepang pada akhir Juni atau awal Juli.
"Ini akan lewat ke Manila, tidak akan masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kondisi yang membahayakan terkait dengan perompak. Akan masuk melalui Okinawa dan tiba di Tokyo pada akhir Juni," jelas dia.
Dalam ekspedisi ini, akan diikuti oleh 11 kru yang berasal dari Jawa, Makassar dan satu orang warga negara Jepang. "Yang hebatnya, ada satu orang yang paling tua telah berumur 70 tahun dan yang paling muda berumur baru 17 tahun," ungkap dia.
Sebagai informasi, pada abad ke-13, kapal Majapahit beberapa kali melakukan pelayaran ke Okinawa dan beberapa tempat di Jepang. Kedua pihak melakukan hubungan bilateral kerja sama yang dibuktikan dengan penemuan keris Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik lmori kerajaan Jepang abad 13 di Trowulan-Jawa Timur.
Pada saat Kapal Spirit of Majapahit tiba di Jepang, akan diselenggarakan Festival Rempah-rempah dan festival Keris sebagai bagian dari ekspedisi ini. Selain itu, rencananya juga akan dibuat museum baru Kapal Majapahit di Jepang dengan bantuan dan fasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Jepang. [sau]

Ini penampakan rumah radio pemberontakan Bung Tomo rata dengan tanah

Sabtu, 7 Mei 2016 16:04:58 Reporter : Masfiatur Rochma
Rumah jejak perjuangan Bung Tomo serta rakyat Surabaya ini dibongkar dan akan diubah menjadi galeri kecantikan.
Warga berada di atas puing bangunan rumah radio Bung Tomo yang dibongkar di Jalan Mawar 10-12, Tegalsari, Surabaya, Sabtu (7/5). Bekas tempat Radio Pemberontakan yang merupakan lokasi Bung Tomo berpidato saat perjuangan kemerdekaan 10 November 1945 itu kini rata dengan tanah. Bangunan tersebut dibongkar tanpa sepengetahuan Tim Cagar Budaya Kota Surabaya.

Pegiat Surabaya demo tuntut pembongkaran rumah Bung Tomo diusut

Senin, 9 Mei 2016 17:34 Reporter : Masfiatur Rochma
aksi simpatik tuntut rumah radio Bung Tomo dikembalikan. ©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma
Merdeka.com - Puluhan pemerhati sejarah, budayawan, dan seniman melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5). Mereka menuntut tanggung jawab pemerintah soal bangunan rumah merangkap Radio Pemberontakan Bung Tomo, di Jalan Mawar nomor 10, Surabaya, yang kini rata dengan tanah.

"Apa yang dilakukan teman-teman Surabaya ini merupakan bentuk kepedulian mengenai cagar budaya yang hilang. Apalagi bangunan rumah Bung Tomo itu mempunyai nilai sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo di tahun 1945," kata seorang pemerhati bangunan cagar budaya, Kuncarsono Prasetyo, Senin (9/5).

Kuncarsono mengatakan, rumah itu pada 1945 berfungsi sebagai corong informasi memberikan semangat para pemuda Surabaya.

"Bahkan, berkat rumah radio Bung Tomo itu, arek Suroboyo bersatu melakukan perlawanan dengan sekutu untuk mengusir penjajah," ujar Kuncarsono.

Usai melakukan aksi, massa bergerak menuju kantor Polrestabes Surabaya. Mereka mendesak polisi mengusut tuntas pembongkaran bangunan cagar budaya itu.

Polisi akhirnya terima laporan soal pembongkaran Radio Bung Tomo

Senin, 9 Mei 2016 19:01 Reporter : Masfiatur Rochma
aksi simpatik tuntut rumah radio Bung Tomo dikembalikan. ©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma
Merdeka.com - Laporan puluhan para pegiat soal pembongkaran bangunan cagar budaya Radio Pemberontakan Bung Tomo akhirnya diterima Polrestabes Surabaya. Mereka mendesak polisi mengusut mengapa lokasi bersejarah itu malah lenyap.

Saat laporan, hanya 15 orang diterima buat mewakili. Mereka ditemui oleh Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya, Kompol Mahmud.

Setelah menyerahkan laporan, mereka diajak oleh Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Manang Soebekti, melakukan pertemuan di ruang Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional.

Para pegiat menyampaikan, pembongkaran bangunan cagar budaya itu sudah masuk ranah pidana. Sebab melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya.

"Ini sudah jelas pelanggaran. Ancamannya itu 15 tahun penjara dengan denda minimal Rp 500 juta, maksimum Rp 5 miliar," kata salah satu pemerhati cagar budaya sekaligus seorang advokat, Trimoeljo, Senin (9/5).

Kompol Manang menyangkal polisi menolak laporan itu. Namun, selama sepekan terakhir ini tidak ada laporan mengenai perusakan ataupun pembongkaran bangunan cagar budaya.

Meski begitu, Manang menyatakan sudah menerjunkan anak buahnya melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Kita sudah menurunkan tim, untuk melakukan penyelidikan," ucap Mana

Total Tayangan Halaman