Kenang kejayaan maritim, Menko Rizal resmikan kapal majapahit
Senin, 2 Mei 2016 13:56
Reporter : Sri Wiyanti
Menko Rizal Ramli. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli
meresmikan Ekspedisi Spirit of Majapahit dengan tema 'Napak Tilas
Pelayaran Majapahit'. Ekspedisi ini dilakukan sebagai langkah untuk
mengenang masa-masa kejayaan pelaut Nusantara pada abad ke-13 yang
berhasil menjangkau wilayah Jepang.
Rizal mengatakan, masa kejayaan Majapahit merupakan masa-masa kejayaan kemaritiman Indonesia. Untuk itu, nilai-nilai sejarah pada abad ke-13 itu perlu dilestarikan.
"Ini merupakan petualangan yang luar biasa karena kita akan mencoba melakukan apa yang dilakukan pada abad ke-13. Pada waktu itu pelaut Indonesia dengan kapal sederhana sudah melaut ke Jepang," ujar Rizal di Kantor Menko Kemaritiman, Kompleks Gedung BPPT, Jakarta, Senin (2/5).
Rencana ini sebelumnya telah dibahas dalam seminar dua hari pada 2010, yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata yang melibatkan para ahli sejarah dan perkapalan seperti Jerman, Belanda, Perancis, Jepang serta dari Indonesia seperti Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Indonesia.
Hasil seminar itu disepakati desain kapal yang sesuai dengan tipe kapal Majapahit, yaitu kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Di lambung kapal terdapat lubang untuk dayung dengan tipe yang sama pada saat kapal Majapahit masuk ke Kali Brantas menuju ke Trowulan.
"Ini terbuat dari kayu, sangat kecil dan ada tempat tidurnya," imbuh Rizal.
Kapal ekspedisi tersebut akan berlayar dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Taiwan-Jepang. Ekspedisi diperkirakan memakan waktu selama dua bulan, yaitu berangkat dari Jakarta pada Mei dan tiba di Jepang pada akhir Juni atau awal Juli.
"Ini akan lewat ke Manila, tidak akan masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kondisi yang membahayakan terkait dengan perompak. Akan masuk melalui Okinawa dan tiba di Tokyo pada akhir Juni," jelas dia.
Dalam ekspedisi ini, akan diikuti oleh 11 kru yang berasal dari Jawa, Makassar dan satu orang warga negara Jepang. "Yang hebatnya, ada satu orang yang paling tua telah berumur 70 tahun dan yang paling muda berumur baru 17 tahun," ungkap dia.
Sebagai informasi, pada abad ke-13, kapal Majapahit beberapa kali melakukan pelayaran ke Okinawa dan beberapa tempat di Jepang. Kedua pihak melakukan hubungan bilateral kerja sama yang dibuktikan dengan penemuan keris Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik lmori kerajaan Jepang abad 13 di Trowulan-Jawa Timur.
Pada saat Kapal Spirit of Majapahit tiba di Jepang, akan diselenggarakan Festival Rempah-rempah dan festival Keris sebagai bagian dari ekspedisi ini. Selain itu, rencananya juga akan dibuat museum baru Kapal Majapahit di Jepang dengan bantuan dan fasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Jepang. [sau]
Rizal mengatakan, masa kejayaan Majapahit merupakan masa-masa kejayaan kemaritiman Indonesia. Untuk itu, nilai-nilai sejarah pada abad ke-13 itu perlu dilestarikan.
"Ini merupakan petualangan yang luar biasa karena kita akan mencoba melakukan apa yang dilakukan pada abad ke-13. Pada waktu itu pelaut Indonesia dengan kapal sederhana sudah melaut ke Jepang," ujar Rizal di Kantor Menko Kemaritiman, Kompleks Gedung BPPT, Jakarta, Senin (2/5).
Rencana ini sebelumnya telah dibahas dalam seminar dua hari pada 2010, yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata yang melibatkan para ahli sejarah dan perkapalan seperti Jerman, Belanda, Perancis, Jepang serta dari Indonesia seperti Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Indonesia.
Hasil seminar itu disepakati desain kapal yang sesuai dengan tipe kapal Majapahit, yaitu kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Di lambung kapal terdapat lubang untuk dayung dengan tipe yang sama pada saat kapal Majapahit masuk ke Kali Brantas menuju ke Trowulan.
"Ini terbuat dari kayu, sangat kecil dan ada tempat tidurnya," imbuh Rizal.
Kapal ekspedisi tersebut akan berlayar dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Taiwan-Jepang. Ekspedisi diperkirakan memakan waktu selama dua bulan, yaitu berangkat dari Jakarta pada Mei dan tiba di Jepang pada akhir Juni atau awal Juli.
"Ini akan lewat ke Manila, tidak akan masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kondisi yang membahayakan terkait dengan perompak. Akan masuk melalui Okinawa dan tiba di Tokyo pada akhir Juni," jelas dia.
Dalam ekspedisi ini, akan diikuti oleh 11 kru yang berasal dari Jawa, Makassar dan satu orang warga negara Jepang. "Yang hebatnya, ada satu orang yang paling tua telah berumur 70 tahun dan yang paling muda berumur baru 17 tahun," ungkap dia.
Sebagai informasi, pada abad ke-13, kapal Majapahit beberapa kali melakukan pelayaran ke Okinawa dan beberapa tempat di Jepang. Kedua pihak melakukan hubungan bilateral kerja sama yang dibuktikan dengan penemuan keris Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik lmori kerajaan Jepang abad 13 di Trowulan-Jawa Timur.
Pada saat Kapal Spirit of Majapahit tiba di Jepang, akan diselenggarakan Festival Rempah-rempah dan festival Keris sebagai bagian dari ekspedisi ini. Selain itu, rencananya juga akan dibuat museum baru Kapal Majapahit di Jepang dengan bantuan dan fasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Jepang. [sau]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar