Minggu, 12 Maret 2017

Millenials Indonesia anggap Sumpah Pemuda tak penting

Jumat, 28 Oktober 2016 08:47 Reporter : Faiq Hidayat
Potret generasi millenials di Indonesia. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Merdeka.com - Sesuai kalender resmi pemerintah, peringatan Sumpah Pemuda tahun ini merupakan yang ke-88 kalinya. Ini berkaca pada keputusan Presiden Soekarno yang menetapkan Kongres Pemuda II di Batavia pada 1928 sebagai momen pertama perumusan naskah berisi benih identitas nasional Indonesia itu.
Beberapa pelajar dan pemuda di bawah usia 30, merujuk kategori pemasaran disebut generasi millennials, tak hafal isi sumpah pemuda maupun memahami pentingnya peristiwa sejarah itu. Merdeka.com mencari tahu apakah relevansi salah satu peringatan hari nasional ini masih menjangkau anak-anak muda.
Hasil temuan merdeka.com sebagian besar responden betul-betul tidak memahami mengapa rapat para pelajar pribumi era Hindia Belanda pada 1928 lalu penting dirayakan oleh mereka.
Salah satu pelajar Amel SMA Yuppentek Tangerang mengaku tak tahu soal makna sumpah pemuda. Dia juga tak terlalu tertarik memahami kronologi sejarah maupun proses munculnya sumpah pemuda. "Enggak tahu, cari saja di Google," kata Amel kepada merdeka.com, Rabu (26/10).
Dia seharinya membaca buku dan berkumpul dengan teman sejawatnya. Selain itu, Amel hobi menonton film korea.
Imam, pelajar SMA di Provinsi Banten juga tak mengerti dan merasa sejarah sumpah pemuda penting. "Enggak tahu," kata Imam singkat.

Aksi refleksi sumpah pemuda di Kediri (c) 2014 merdeka.com/imam mubarok


Sementara Shifa dan Aurel pelajar SMP di Jakarta Barat, tak mengenal tokoh penggagas sumpah pemuda. Apalagi tokoh sumpah pemuda yang terkenal yakni Muhammad Yamin. Keduanya belum pernah mendengar intelektual Minang itu.
Merdeka.com kemudian meminta para responden menuliskan nama tokoh yang mereka pikir berperan dalam Sumpah Pemuda di selembar kertas. Nama-nama yang paling banyak muncul dari jawaban responden pertama Pattimura, kedua Pangeran Antasari, ketiga Imam Bonjol, keempat Pangeran Diponegoro dan kelima Sutan Hasanuddin.
Bagaimana dengan anak muda yang sudah selesai kuliah? Arif (24) warga Depok yang menggemari bermain game oline point blank setali tiga uang. Dia tahu sekilas saja peristiwa Sumpah Pemuda. "Saya lupa isi sumpah pemuda karena sudah lama tak dipelajari. Jarang juga memperingati sumpah pemuda," kata Arif.
Pekerja kreatif asal Tebet, Pratomo (29) merasa Sumpah Pemuda sulit dipahami relevansinya bagi anak muda. Dia hafal isi sumpah pemuda, namun tak mengetahui siapa pencetus kongres pemuda, maupun alasan mereka berkumpul di Batavia saat itu.
"Dulu sih waktu sekolah tahu," selorohnya. [ard]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman