Bappenas: Infrastruktur RI kalah dibanding kota menengah di China
Jumat, 10 Maret 2017 13:40
Reporter : Anggun P. Situmorang
Bambang Brodjonegoro di Bali. ©2017 Merdeka.com
Merdeka.com - Menteri Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan infrastruktur di
Indonesia cukup memprihatinkan karena masih jauh tertinggal bila
dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Melihat hal tersebut,
pemerintah saat ini sedang memberi perhatian besar untuk mendorong
percepatan pembangunan infrastruktur yang merata.
"Bandingkan saja dengan China, tidak usah kota besar seperti Beijing atau Shanghai, lihat kota-kota kategori menengah mereka infrastrukturnya sudah sangat bagus. Kualitas infrastrukturnya bahkan lebih bagus dibanding Jakarta," ujar Bambang di Hotel Anvaya, Bali, Jumat (10/3).
Bambang mengatakan masalah ketertinggalan pembangunan infrastruktur juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Di mana, investor ragu menanam modal ke Indonesia karena infrastruktur seperti jalan dan energi masih belum memadai.
"Memang saya tegaskan, infrastruktur akan menjadi perhatian pemerintah ini bukan untuk gaya-gayaan atau sekedar hanya ingin mencari suatu proyek. Tapi fakta bahwa di dalam setiap survei mengenai daya saing Indonesia, infrastruktur selalu muncul membuat daya saing Indonesia masih kurang menarik," imbuhnya.
Infrastruktur yang kurang memadai membuat investor enggan melakukan investasi di Indonesia karena mereka harus menyiapkan dana khusus untuk membangun sendiri infrastruktur di wilayah investasi yang dibidiknya. Sehingga, mereka harus menyiapkan modal yang lebih besar.
"Mereka harus tambahin capex (capital expenditure) hanya untuk menambah investasi infrastruktur. Mereka harus persiapkan modal lebih besar untuk menyokong keperluan tersebut. Ini tentu membuat mereka berpikir lagi untuk melakukan penanaman investasi," pungkas Bambang.
[sau]
"Bandingkan saja dengan China, tidak usah kota besar seperti Beijing atau Shanghai, lihat kota-kota kategori menengah mereka infrastrukturnya sudah sangat bagus. Kualitas infrastrukturnya bahkan lebih bagus dibanding Jakarta," ujar Bambang di Hotel Anvaya, Bali, Jumat (10/3).
Bambang mengatakan masalah ketertinggalan pembangunan infrastruktur juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Di mana, investor ragu menanam modal ke Indonesia karena infrastruktur seperti jalan dan energi masih belum memadai.
"Memang saya tegaskan, infrastruktur akan menjadi perhatian pemerintah ini bukan untuk gaya-gayaan atau sekedar hanya ingin mencari suatu proyek. Tapi fakta bahwa di dalam setiap survei mengenai daya saing Indonesia, infrastruktur selalu muncul membuat daya saing Indonesia masih kurang menarik," imbuhnya.
Infrastruktur yang kurang memadai membuat investor enggan melakukan investasi di Indonesia karena mereka harus menyiapkan dana khusus untuk membangun sendiri infrastruktur di wilayah investasi yang dibidiknya. Sehingga, mereka harus menyiapkan modal yang lebih besar.
"Mereka harus tambahin capex (capital expenditure) hanya untuk menambah investasi infrastruktur. Mereka harus persiapkan modal lebih besar untuk menyokong keperluan tersebut. Ini tentu membuat mereka berpikir lagi untuk melakukan penanaman investasi," pungkas Bambang.
[sau]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar