Minggu, 12 Maret 2017

Papua pemilik nelayan miskin terbanyak di Indonesia

Kamis, 9 Maret 2017 19:03 Reporter : Saugy Riyandi
Cara mendayung unik nelayan Suku Intha. © HotSpot Media/David Lazar
Merdeka.com - Kinerja sektor perikanan yang menunjukkan tren positif masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah seperti kemiskinan. Sehingga, membutuhkan perhatian serius pemerintah, mengingat sektor perikanan menjadi sumber penghasilan utama bagi 4 persen total rumah tangga Indonesia.

Wakil Ketua Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan sektor perikanan selalu berada di atas pertumbuhan rata-rata ekonomi nasional. Pada 2016, sektor perikanan tumbuh 5,1 persen.

Namun, kinerja sektor perikanan masih menyisakan pekerjaan rumah dalam mengurangi tingkat kemiskinan. "Daerah yang memiliki proporsi jumlah rumah tangga perikanan yang besar cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi," ujar Arif dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (9/3).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Papua Barat merupakan wilayah dengan proporsi rumah tangga perikanan terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 20 persen. Pada periode yang sama, tingkat kemiskinannya mencapai 26,3 persen.

Beberapa masalah yang masih dihadapi oleh sektor kelautan, kata Arif, antara lain sebagian besar nelayan di Indonesia merupakan nelayan tradisional yang memiliki karakteristik sosial budaya yang belum kondusif untuk pengembangan usaha. Masih banyak nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan.

"Itulah mengapa pemerintahan Presiden Jokowi menggalakkan Poros Maritim," katanya.

Arif menambahkan, pada dasarnya sektor kelautan tidak bisa berdiri sendiri, karena terhubung dengan sejumlah sektor ekonomi yang ada di darat, misalnya pasar. Jadi ada konektivitas antara wilayah yang berbasis kelautan dan perikanan dengan wilayah darat.

"Jadi strategi pengembangan industri kelautan harus dilihat secara menyeluruh, tidak terpisah antara lain dan alur logistik," jelasnya.

Secara lebih rinci, dia menyampaikan strategi kebijakan terkait percepatan industrialisasi perikanan. Intinya, nelayan harus mendapat manfaat dari pengembangan industri.

Sebagai strategi, lanjut dia, yang pertama melalui percepatan program industrialisasi perikanan berbasis konsep supply chain, value chain dan menguatkan pemasaran serta branding di pasar domestik dan global.

Kedua, percepatan juga harus dilakukan melalui pola kemitraan. Misalnya, antara nelayan dan pembudidaya, pelaku usaha mapan dengan nelayan, serta didukung dengan fasilitas pembiayaan yang efisien.

"Ketiga, perlu menciptakan model bisnis industri perikanan yang berbasis komoditas terpilih dan nilai tambah, serta terintegrasi," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman